Bisnis Kelapa Tak Ada Matinya

Warta Kota/Cahyo Nurdin

Kuningan, Warta Kota

Para agen kelapa muda mengatakan, bisnis kelapa muda cukup menjanjikan. Terutama di bulan Puasa penjualannya meningkat minimal dua kali lipat.

Salah seorang agen kelapa muda di Kawasan Palmerah, Yanto Wibowo, mengatakan, dari pengalaman bisnisnya di beberapa bidang, bisnis kelapa muda tergolong bisnis yang memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk berkembang.

"Asal mau bekerja keras, sedikit kreatif, dan tahan banting. Bisnis kelapa muda memberikan peluang orang untuk berkembang dengan baik," kata Yanto Wibowo yang oleh para karyawan dan relasinya akrab dipanggil Pak RT.

Yanto dan sejumlah agen kelapa muda menegaskan, bisnis kelapa muda merupakan bisnis yang tidak ada matinya. Sebab, kelapa muda dicari semua lapisan masyarakat tanpa memandang cuaca.

"Jadi pasarnya terbuka luas. Tidak mengenal musiman. Semua lapisan memerlukannya, mulai dari kelas sosial-ekonomi paling bawah sampai paling atas," kata Yanto yang memasok kebutuhan kelapa muda untuk sejumlah pusat perbelanjaan.

Para pebisnis kelapa muda itu juga mengemukakan, Jakarta tak akan kesulitan memperoleh kelapa muda, karena sumbernya banyak. "Indonesia ini negeri Nyiur Hijau. Pohon kelapa tumbuh di mana-mana. Stoknya hampir nggak pernah habis," kata Yanto.

Sedangkan sentra-sentra penghasil kelapa sebagai pemasok kelapa cukup banyak. Jawa Barat, Banten, dan Lampung merupakan tiga provinsi yang memiliki sentra-sentra penghasil kelapa yang subur dan dekat dengan Jakarta.

Dari segi modal dan sistem, tambah Yanto, bisnis ini merupakan bisnis yang modalnya relatif rendah, sistem dan penanganannya relatif sederhana atau mudah dilakukan.

Sedangkan Heri Tutur Mugiyono, agen kelapa di Jalan Prof Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, mengatakan, untuk bernisnis kelapa tidak diperlukan modal besar. Cukup dengan meja dan termos, sebagai perangkat utama. Memang kalau memakai gerobak modalnya bisa antara Rp 1.5 juta hingga Rp 2 juta.

Saat ini harga beli kepala muda di tingkat agen antara Rp 2.700-Rp 3.000/butir. Untuk tingkat grosir sekitar Rp 2.500 - Rp 2.700.

Para pedagang es kelapa muda biasanya menjual antara Rp 4.000 - Rp 5.000/butir. Jika dijual dalam ukuran gelas atau plastik, satu butir kelapa bisa menghasilkan uang antara Rp 10.000 - Rp 15.000.

Sejumlah agen mengatakan, pada musim kemarau permintaan akan kelapa muda meningkat. Tapi yang paling banyak meningkatnya yaitu pada bulan Ramadan. Pedagang mengaku paling sedikit ada peningkatan dua kali lipat.

Mereka memberikan contoh hitung-hitungan bisnis kelapa muda. Jika seorang pedagang mampu menjual 100 butir/hari setidaknya mengantongi keuntungan antara Rp 100.000 - Rp 200.000.

Jika dijual dalam gelas atau kantong plastik, pedagang akan memperoleh laba sekitar Rp 5.000/butir. Kalau sehari terjual antara 20 butir hingga 50 butir maka ia akan memperoleh keuntungan antara Rp 100.00 sampai Rp 200.000. (Willy Pramudya)

http://www.wartakota.co.id/read/news/10757