M. Rizal - detikNews
Ilustrasi (dok detikcom)
Kebanyakan sepeda yang disewa adalan jenis sepeda mini dan sepeda lipat. Tapi, ada juga sepeda gunung. Lalu, ratusan karyawan sebuah perusahaan besar di kawasan Kalibata itu pun memilih sepeda mana yang akan digunakan. Setelah menjajal sepeda sesaat, rombongan sepeda itu pun lalu berkonvoi ke taman Monas. Mereka baru kembali pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. Sepeda dihitung ulang, lalu diangkut ke truk. Para karyawan yang baru saja mengikuti acara sepeda gembira, lalu pulang dengan santai memakai motor, mobil atau angkutan umum.
Sepeda sepertinya memang setali tiga uang dengan program Car Free Day. Paling enak memang memakai sepeda untuk menjelajah Sudirman-Thamrin di saat kendaraan bermotor disuruh minggir. Minat yang semakin tinggi untuk bersepeda, kemudian membuat bisnis penyewaan sepeda berkembang dalam satu tahun terakhir ini di Jakarta.
"Sebenarnya penyewaan sepeda ini baru efektif sekitar 6 sampai 7 bulan ini. Tapi, kalau website penyewaan sepeda ini sudah ada sekitar satu tahun ini," kata Manajer Pemasaran Sepeda Jakarta, Faizal Kamal, saat ditemui detikcom di Leksika, Jl Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (1/8/2010).
Penyewaan sepeda ini, klaim Faizal, merupakan yang pertama di Jakarta. Penyewaan sepeda ini ditangani secara online melalui website www.sepedajakarta.com yang dikelola oleh Ali Akbar, seorang konsultan bisnis online di Jakarta.
"Sebenarnya website milik Pak Ali ini dibangun untuk menangkap semua orderan, seperti jual beli dan servis sepeda. Tapi ternyata yang ditemukan justru permintaan sewa sepeda ini lebih tinggi. Bayangkan, setiap minggu pasti ada event Car Free Day," jelasnya.
Faizal juga mengatakan, bisnis penyewaan sepeda yang dikelolanya ini selalu bekerja sama dengan sejumlah komunitas dan paguyuban, terutama para pedagang sepeda yang berada di Jakarta. "Jadi kita bertugas seperti marketingnya saja, mencari orderan. Lalu yang bekerja untuk menyewakan, mengangkut sepeda itu kawan-kawan dari komunitas, paguyuban dan para pedagang yang sudah kita kenal dengan baik. Dari bisnis ini kita akhirnya bisa bertemu dengan mereka semua," ungkapnya.
Kebanyakan penyewa sepeda ini, ungkap Faizal lagi, adalah perusahan yang menyelenggarakan Fun Bike bagi karyawannya. Setiap perusahaan bisa menyewa antara 100-200 unit sepeda dalam setiap event.
"Itu dahsyat, dibandingkan dengan sewa untuk personal. Makanya kita kerjasama dengan semua komunitas dan paguyuban. Contohnya, hari minggu ini di Kalibata ada perusahaan yang sewa 160 unit sepeda untuk acara Fun Bike. Kalau margin dari 160 sepeda, masing-masing untungnya Rp 10.000, tinggal kalikan saja. Kemarin dari Mega Group menyewa sekitar 500 unit sepeda," terangnya penuh semangat.
Para pedagang sepeda dari beberapa toko juga digalang dalam penyewaan ini. Kebanyakan dari para pedagang sepeda ini, menurut Faizal, tidak setiap hari bisa menjual satu unit sepeda.
"Daripada menunggu orderan penjualan yang belum tentu datang setiap hari, tapi dengan ini ternyata ada keuntungan dengan sepedanya bisa disewakan dahulu. Hasilnya lebih menyenangkan dari pada jual beli. Biasanya setiap penjualan sepeda bisa untung antara Rp 100.000-300.000, tapi dengan penyewaan ini bisa mencapai Rp 1-2 juta per event," ujarnya.
Faizal juga menerangkan, hampir dua pekan sekali ratusan sepeda disewa. Pihaknya bisa menyiapkan dan mengumpulkan sepeda sekitar 400-600 unit. Sepeda yang disiapkan dari berbagai jenis dan merek, antara lain jenis sepeda mini, sepeda lipat, sepeda gunung atau Mountain Bike (MB) dan sepeda Low Rider.
"Tapi yang paling banyak disewa untuk jenis sepeda mini dan lipat, karena harganya lebih murah. Tarif sewa tergantung harga jual sepeda itu. Untuk sepeda mini dan lipat tarif sewanya antara Rp 150.000-200.000 per event, karena dua sepeda jenis ini harganya antara Rp 1,5-2 juta, kalau jenis lainnya kan mahal-mahal," jelasnya.
Sementara untup para penyewa perorangan, diakui Faizal memang ada juga, tapi tak terlalu banyak. Biasanya, penyewaan perorangan dilayani bila memang event-nya berbarengan baik di satu perusahaan atau lokasinya. "Juga tergantung stock sepeda dan event-nya. Penyewaan untuk personal ini paling cuma 20-an sepeda. Tapi biaya penyewaan sepeda untuk personal ini lebih mahal, soalnya mahalan harga angkut mobilnya," ujarnya sambil tertawa.
Dari bisnis sewa sepeda ini, Faizal mengaku meraup untung sangat besar. Penyewaan sepedanya kini sudah melayani daerah Bogor. Bahkan di Bandung, pihaknya pernah menerima pesanan sewa sepeda dari Pondok Pesantren Darrut Tauhid binaan KH Abdullah Gymnastiar untuk acara Car Free Day di Bandung.
"Untung banget Mas. Bahkan kita saja, awalnya membuka website penyewaan ini nggak memperkirakan akan untung sebesar itu. Awalnya kita tidak pernah tahu, karena di website kita tadinya banyak ragam usaha jual beli dan jasa ini," imbuhnya.
Dalam bisnis penyewaan sepeda ini, bukan berarti tak memiliki risiko. Kerusakan dan hilang adalah risiko tetap dari sebuah acara sepeda. "Kalau hilang pernah sekali. Makanya sejak awal ketika sepeda itu diserahkan ke perusahaan, ketika serah terima kita buat perjanjian. Setiap sepada yang hilang atau rusak menjadi tanggung jawab perusahaan yang menyewa untuk mengganti kehilangan atau kerusakan yang terjadi," kata Faizal.
Sementara sampai saat ini, belum pernah ada kasus sepeda tertukar karena sepeda mereka ditempel stiker. Selain itu, mereka selalu memeriksa jumlah sepeda di awal dan akhir acara.
"Misalnya ketika droping ada 200, kok saat angkut pulang ada 199, nah kita cari dulu. Pernah waktu Kopassus sewa, kita bingung ada 6-7 sepeda yang belum ketemu, ternyata masih dipakai para prajurit, ada yang ketinggalan karena istirahat, ada yang lagi makan dulu dan lainnya," ungkapnya sambil tersenyum.
(zal/fay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar